Diary Seorang Penderita GERD Bagian V

Sedih rasanya…

Hobiku dulu adalah wisata kuliner.

Kalau sekarang? Setiap melihat teman-teman memposting foto-foto makanan mereka, aku malah bersedih.

Sungguh Allah telah menegurku, seharusnya dulu, bukan membagikan foto-foto makanan di instagram, seharusnya aku berbagi makanan beneran kepada para fakir, miskin, yatim, piatu, dll.

Lagi-lagi meneteslah air mata ini, sunggu Allah Maha Baik.

Ia menegurku, membersihkan dosa-dosaku, dengan sakit GERD ini.

Kalau setiap jam istirahat, sepi satu lantai ruanganku.

Mungkin tersisa hanya aku.

Ya, aku rasa aku juga menutup diri.

Aku lebih nyaman makan bekal makan siangku.

Sudah beberapa bulan belakangan ini, aku jarang sekali pergi keluar bersama rekan kerjaku.

Hanya bersama suamiku saja kini aku merasa aman pergi keluar.

Karena ia paham bagaimana kondisi isterinya.

Kalau dulu, mungkin aku adalah pegawai yang paling lama kembali ke kursi saat jam istirahat.

Menyesal, percuma ya menyesal.

Aku yakin semua ini adalah pembelajaran untukku.

Begitu banyak kemudharatan yang aku lakukan.

Allah sangat menyayangiku, sehingga Ia tidak membiarkanku berlarut-larut dalam kemudharatan.

Bak orang tua yang sedang mendisiplinkan seorang anaknya yang kerap berlaku nakal.

Aku akan menjadi hambaMu yang patuh.

Hamba jalani semua ini.

Hamba nikmati segala sensasi yang datang.

Hamba mohon berikan hamba kesabaran untuk melalui semua ini.

Hamba yakin, cahayaMu sudah datang.

Hamba yakin, dosa-dosa hamba Kau ampuni.

Hamba yakin, akan ada suatu hari di mana, aku akan tersenyum bahagia, merasakan menjadi manusia yang paling sehat di dunia ini untuk terus memperbaiki diri, menjadi hambaMu yang bertakwa, istri solehah, ibu yang baik untuk kedua puteraku, dan anak yang berbakti kepada papaku.

Leave a comment